Pikirkan pengobatan alternatif dan kantor mistik yang dipenuhi tumbuhan eksotis dan musik yang menyentuh hati mungkin muncul di benak Anda. Tapi hari ini artinya sangat berbeda: Seorang ahli jantung merekomendasikan suplemen minyak ikan untuk menurunkan risiko penyakit jantung pasiennya. Yang lain memberikan rujukan kepada pasiennya—ke ahli akupunktur di ruang medis terdekat. Selamat datang di dunia baru kedokteran integratif atau komplementer.

“Kami belum meninggalkan pengobatan konvensional—kami menggunakan tanaman obat alternatif konvensional dan nonkonvensional secara bersamaan untuk mendapatkan hasil terbaik,” kata Adrian Dobs, MD, peneliti utama di Johns Hopkins Complementary and Alternative Cancer Center di Baltimore. Dalam praktiknya, itu berarti pasien kanker menjalani kemoterapi, tetapi mungkin juga menjalani akupunktur untuk mengurangi efek sampingnya.

Studi menunjukkan lebih dari 1 dari 3 orang Amerika—sekitar 72 juta orang—telah mencoba pengobatan komplementer atau alternatif. Tapi bukan hanya pasien yang memimpin tuntutan. Pusat medis terkemuka seperti Universitas Duke, Universitas California di San Francisco, dan Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering sekarang memiliki pusat medis integratif. Dan jumlah rumah sakit yang menawarkan terapi komplementer telah meningkat menjadi lebih dari 18% (dari 7,7% pada tahun 1998). Terlebih lagi, 78% perguruan tinggi kedokteran sekarang mewajibkan mahasiswanya untuk mengambil kursus pengobatan komplementer. tempat terapi jantung bekasi

Alasan lain mengapa mereka tertarik: Sejumlah besar penelitian yang terus berkembang menunjukkan bahwa mereka berhasil. Sejak National Institutes of Health (NIH) mendirikan National Center for Complementary and Alternative Medicine satu dekade lalu, pusat tersebut telah mendanai lebih dari 1.200 proyek penelitian, banyak di antaranya yang menggunakan pendekatan nontradisional. Tidak heran ketika kami berkonsultasi dengan dokumen teratas, tanggapannya sangat positif.